sejak kecil, saya bukan orang yang paling mudah bergaul di keluarga saya. saya nggak kayak kakak saya yang bisa mencuri perhatian orang-orang karena keceriaan dan keramahannya. saya cenderung menjadi anak yang tertutup, dingin, dan susah didekati. waktu TK, SD, teman saya nggak banyak. bisa dihitung dengan jari. dan lebih parah lagi, saya hampir lupa wajah mereka.
masuk SMP, saya punya beberapa teman geng. baru kali ini saya merasa punya teman. bukan sahabat, karena saya cenderung belum mau terikat secara emosional dengan siapa pun. teman dengan banyak kesamaan, lah.. karena nggak beberapa lama saya pindah, hubungan dengan teman satu geng tadi pun terputus. sedih? yah, mungkin lebih tepatnya takut nantinya saya nggak bisa dapet kawan-kawan kayak yang sebelumnya. dan benar! di tempat yang baru, saya sempat dimusuhi, dijauhi, dan cuma punya sedikit teman. dari sini saya benar-benar sadar makna pepatah "membuat 1000 musuh lebih mudah daripada membuat 1 teman".
baru pas SMA saya punya sahabat, banyak teman, dan beberapa "crush". yang paling spesial adalah dua laki-laki yang benar-benar mengerti saya luar dalam. mereka berdua laki-laki. kami bersaing, bercanda, dan belajar banyak hal bersama-sama. ikatan emosional kami tidak terbantahkan. saya bisa menceritakan banyak hal kepada mereka. susah sedih dibagi bersama. sampai saat ini. dua laki-laki ini memang bukan orang yang bisa diajak hang out -percaya atau tidak, saya belum pernah main ke rumah dua orang ini- tapi mereka bisa diajak bicara apapun.
terima kasih kepada dua sahabat saya ini, mereka bisa menghancurkan kekakuan saya untuk menerima orang lain secara emosional. dua laki-laki ini berhasil bikin saya sadar kalau saya butuh orang lain di samping saya. karena mereka juga, saya berhasl meyakinkan diri saya sendiri untuk menerima laki-laki yang ada di samping saya sekarang.
Sabtu, 19 Februari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar