That was an amazing week!! Saya dan sahabat-sahabat jalan saya: Toni, Tara, Alfath, dan Tata jalan-jalan ke Malaka dan Singapura untuk studi banding. Yeeyy..!! Banyak yang bisa saya pelajari dari dua kota ini. Dan banyak cerita yang saya dapat. Those are the most amazing 5 days of my last school year.
Day 1 : Surabaya – KL – Melaka
Tanggal 3 Maret 2011 saya berangkat ke Melaka. Pesawat berangkat jam 10 pagi, jadi saya dan teman-teman sepakat ngumpul di Juanda jam 7 pagi. This is my first time going abroad. Dagdigsugser.
Hari ini juga ulang tahunnya Tata. Saya keterlaluan karena paginya Tata berangkat bareng saya dan saya sama sekali lupa! Dan ehem, Tara ngasih kado di bandara. J Setelah nunggu sampe jam 10 kurang, akhirnya masuk ke waiting room, dan kami terbang ke KL!!
Perjalanan 2 jam lumayan lama juga buat saya karena nggak banyak yang bisa dikerjakan di pesawat. Turun dari pesawat, Alfath ngambil foto kami turun dari pesawat yang nggak lama kemudian disemprit sama petugas bandara. Rupanya nggak boleh foto-foto di runway. Sekedar informasi, hindari foto-foto di runway kalo nggak mau disemprit petugas.
Karena kami naik Air Asia, kami turun di LCCT (Low Cost Carrier Terminal). Sebelumnya, kami berencana untuk main-main di KLIA, baru berangkat ke Malaka dari sana. Tapi ternyata nggak ada bus ke Malaka yang berangkat dari sana. Padahal, informasi yang saya dapat di internet bilang kalo semua bus berangkat dari KLIA. Dari sini, ada satu pelajaran yang harus diambil. Jangan percaya semua yang ditulis di internet. Dan usahakan buat nyiapin rencana cadangan. Untungnya, ada 1 bus yang mau dinegosiasi supaya kami bisa langsung berangkat dari KLIA dengan biaya MYR 22 atau sekitar 66000 rupiah per orang.
Perjalanan dari KLIA ke Melaka makan waktu hampir 3 jam. Bus di sini bagus-bagus. Dingin, nyaman, dan cepat. Kami berhenti di Melaka Sentral yang jaraknya sekitar 6 km dari kota tua Melaka. 6 km dan tas 6 kg bukan komposisi yang bagus, jadi kami memutuskan untuk naik taksi. Yang bikin saya kaget, ternyata taksi di surabaya lebih oke dan lebih meyakinkan daripada taksi di Melaka. Supir Melaka juga kurang ramah dan kurang rapi. Dan yang lebih parah lagi adalah cara nyetirnya. Kalo punya penyakit jantung, it's not a recommended way. Trust me.
Kami menginap di Hostel Jalan-Jalan di Jalan Tukang Besi. Tempatnya sederhana tapi highly recommended! Bersih, pelayanannya bagus, pas di tengah kota tua, dan lain-lain. Kalau mau ke Melaka, mending nginep di sini. Oh ya, yang punya namanya Sam. Sayang saya nggak punya fotonya. :p
Abis naruh barang dan mandi, kami keluar lagi buat overview kawasan (Gilak! Kayak mau survey!) dan berakhir di rumah makan india yang super ajaib. Makanannya enak, tapi pelayanannya aneh. Ah, itu saya tulis di cerita lain aja.
Secara keseluruhan, kesan pertama saya tentang Malaka adalah, kota ini bener-bener cantik. Sepanjang perjalanan nggak bisa berhenti bilang wow, cantik, wih, astaga, ckckck, dan sejenisnya. You better see it yourself!