Sabtu, 17 November 2012

twenty three

wondering what I have done, what I haven't done yet.
wondering what I did, what I didn't.
wondering what I will do, what I should do.

many things that were once just dreams, they did come true. and for that, I thank Allah for everything.

here I am, still wondering. what have I given? for every single day, did I waste it?

in the end, I wish 23 isn't just a number.

Minggu, 04 November 2012

walking around the city: Wakuwaku-za

Tepat satu bulan sudah saya di Kumamoto. Daaaaan... Baru hari ini sempat jalan-jalan keliling kota. (dalam arti sebenarnya). Buat saya pribadi, saya merasa belum kenal sama kota yang saya tinggali sampai saya bisa tersesat di dalamnya. But finally, it happened! Yayy..!!

Edisi jalan-jalan akhir minggu kali ini dimulai dari hari Jumat. Kenapa Jumat? Karena Kumadai ulang tahun, dan ada festival tahunan. Kuliah dan kegiatan kampus diliburkan. Jadi selama libur panjang ini saya dan teman-teman seperjuangan memutuskan untuk keliling kota. Museum, rumah lama, kampung, dan semacamnya.

Jumat (2/11) pagi kami memutuskan untuk ke bazaar dulu. Sekalian bantu-bantu di stand dagangan PPIJ. Menu yang dijual waktu bazaar ini: nasi goreng, gado-gado, paket putu ayu dan dadar gulung. Waktu pagi masih sepi, tapi menjelang jam makan siang, semua kelabakan karena dagangannya laris manis. Salut untuk para senpai. :)


Setelah sholat dzuhur barulah saya, Aisi, Mas Setyo, dan Mbak Muti mulai jalan-jalan. Karena mulainya sekitar jam setengah 3, target hari itu cuma satu tempat: Sakura-no-baba Johsaien. Sakura-no-baba Johsaien ini masih termasuk dalam kompleks kastil. Satu area ini isinya toko-toko makanan dan oleh-oleh, tempat saya foto waktu pakai kimono dulu. Di sini juga ada satu bangunan yang namanya Wakuwaku-za. Bangunan ini yang jadi tujuan utama kami.

Wakuwaku-za adalah bangunan yang dibuat dengan tujuan menceritakan Kumamoto Castle dan cerita-cerita awal berdirinya Kumamoto. Terdengar seperti museum, kan? Nah, sebenarnya Wakuwaku-za ini menurut saya bukan museum, melainkan galeri audio visual yang tujuannya mengedukasi.

Di lantai 1, ditampilkan banyak diorama tentang kedatangan Kato Kiyomasa ke Kumamoto, tentang pembangunan kastil, dan cerita-cerita lainnya. Diorama ini unik karena tampilannya seperti buku pop up, tapi digerakkan otomatis. Di depan setiap diorama ada layar yang menuliskan terjemahan berbahasa Inggris, Cina, dan Korea.

salah satu diorama. ceritanya tentang pendirian kastil.

Selain diorama, di lantai ini juga ada peta super interaktif yang menunjukkan peta lama Kumamoto dan perbandingannya dengan yang sekarang. Kenapa super interaktif? Karena peta ini benar-benar membuat pengunjung penasaran. Petanya sendiri diproyeksikan ke lantai. Dengan satu teknologi tertentu yang saya nggak paham, setiap ada pengunjung yang menginjak satu bagian proyeksi itu, peta awal yang menunjukkan keadaan sekarang akan berubah menjadi peta lama. Kemudian muncul ikon-ikon yang kalau diinjak, akan membawa pengunjung ke peta yang lain. Mau tidak mau, kita harus mengamati, kan?


perhatikan bagian peta yang diinjak! :)

Di sini juga banyak pajangan menarik. Menarik di sini berarti, pajangan tersebut boleh difoto atau dijadikan properti berfoto. Seperti pajangan kuda yang boleh dinaiki, tandu, baju samurai, dsb. Ada juga satu spot dimana pengunjung bisa mencoba kimono sambil memegang pedang.

pajangan tandu yang bisa dijahili.

pajangan miniatur yang detilnya amit-amit luar biasa

Lantai 2 Wakuwaku-za adalah teater bundar yang dipakai untuk menampilkan drama singkat mengenai cuplikan-cuplikan sejarah di Kumamoto. Drama ini juga menarik karena menggabungkan animasi dengan pemeran asli (manusia). Waktu saya ke sini, drama yang ditampilkan bercerita tentang dua tokoh penting Kumamoto: Miyamoto Musashi dan Shigekata Hosokawa. Jalan cerita dibuat unik dan mudah dipahami.

kiri: "Miyamoto Musashi", kanan: "Shigekata Hosokawa"

Kalau boleh saya nilai, Wakuwaku-za ini sarana edukasi paling menyenangkan yang pernah saya datangi. Saya mau main ke sini lagi kalau ada waktu. Untuk menutup perjalanan hari itu, saya dan teman-teman memutuskan untuk makan es krim teh hijau. Yum!

es krim teh hijau. pahitnya bikin keagihan.


Info singkat tentang Wakuwaku-za:
Opening hour : 08.30-18.30 , November-Maret 08.30-17.30
Ticket           : JPY 300 (adult), JPY 100 (child), free (welcome passport holders)

ke Kumamoto Zoo naik tram

Hari minggu lalu (28/10) saya, Aisi, dan Mbak Muti nekat-nekatan main ke kebun binatang dan botanical garden-nya Kumamoto. Nekat karena kami bertiga berangkat nggak tanya-tanya sama siapapun. Cuma berbekal niat dan peta tram yang didapat dari Kumamoto Castle.

peta tram dari Kumamoto Castle. biasanya ada di dalam tram juga.
Naik bis dari tram stop no.11 di Torichosuji, kami berhenti di tram stop no.24. Untungnya,  biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan tram, jarak jauh atau dekat, flat JPY 150 untuk orang dewasa, dan JPY 80 untuk anak-anak. Dari Torichosuji ke Zoo and Botanical Gardens Entrance memakan waktu sekitar 15 menit. Tram di Kumamoto melayani kawasan yang nggak disentuh oleh bis kota, terutama melewati jalan-jalan besar yang menghubingkan pusat kota ke daerah pinggir (suburban).

Nah, karena naik tram, saya dan teman-teman nggak berhenti tepat di depannya kebun binatang. Awalnya sempat bingung dan takut nyasar. Tapi karena udah kadung nekat (dan kerena udah keluar 150 buat tram), kami tetap jalan. Sekitar 500 meter dari pemberhentian tram tadi, baru keliatan gerbang utama si kebun binatang.

jalan dari tram stop ke gerbang masuk
jalan sebenarnya ke kebun binatang
entrance gate! akhirnyaaa..

Kebun binatang Kumamoto ini itungannya mediocre untuk kelas kebun binatang. Koleksinya nggak terlalu banyak. Tapi, meskipun hewan-hewannya terbatas, mereka semua sehat-sehat dan terawat. Tamannya juga bersih, luas, dan banyak tempat untuk istirahat. Bener-bener tempat yang oke buat jalan-jalan sama keluarga, apalagi kalau punya anak kecil. Waktu saya ke sini, sepertinya salah satu hewan (beruang kutub) barusan mati. Di depan kandangnya ditaruh meja persembahan, dan anak-anak yang datang ke sana begitu membaca pengumuman kematian si beruang, langsung doa dan naruh permen atau buah di meja persembahan itu. Manis banget kan?

meja persembahan untuk si beruang kutub. :')
Seperti yang saya tulis barusan, kebun binatang ini punya banyak tempat istirahat. Sebagian besar bagian taman yang nggak dipakai untuk kandang hewan dirancang menjadi Japanese garden. Cantik. Apalagi, di bulan Oktober ini, musim gugur dimulai (dan akan segera berakhir). Pohon-pohonnya mulai berubah warna jadi merah dan kuning.





taman-taman yang ada di dalam Kumamoto Zoo and Botanical Gardens.

Di satu bagian kebun binatang ada sepetak tanah yang dibuat jadi padang bunga. Yang ditanam di petak ini selalu berganti sesuai musim. Kemarin, yang tumbuh disana bunga kosmos warna pink. Di sekitar petak ini ada gazebo yang melambangkan persahabatan Jepang dengan Cina. Di belakang gazebo ada taman kecil dengan air mengalir (bukan sungai), dan di sini saya dan teman-teman makan siang.

petak bunga yang diisi kosmos.
flower bed lain yang ada di sekitar taman
Ada satu bangunan di kebun binatang yang dibuat jadi museum. Bukan museum yang kelas berat, tapi cukup informatif untuk edukasi awal anak-anak tentang dunia binatang. Di museum ini juga ada satu spot yang isinya kartun kesukaan saya: Sersan Keroro (Keroro Gunshou). Di spot ini ada meja gambar, kertas yang siap diwarnai, dan area pajang. Sepertinya, beberapa bulan yang lalu mangaka-nya Keroro Gunshou jalan-jalan ke sini.

yaaayyy...!!!
Selesai main-main sama Keroro dkk., kami melanjutkan jalan ke kandang jerapah dan gajah. Jerapahnya luar biasa tinggi dan besar. Sehat! Gajahnya juga. Meskipun saya merasa agak kasihan karena sepertinya kandang yang dibuat agak kekecilan untuk dua ekor gajah.

jerapah yang gede banget. sehat!

dua gajah ini kerjaannya mondar-mandir.
Secara keseluruhan, kebun binatang ini bagus. Tapi kalau kesana lagi, saya agak pikir-pikir, karena jauh dan biaya masuknya lumayan mahal, JPY 400. Yang paling saya sukai dari kebun binatang ini adalah taman-taman di dalamnya yang membuat orang nyaman untuk berlama-lama di sana. Tempat ini juga saya nilai ramah untuk anak-anak dan orang lanjut usia. :)

daun ginkgo yang mulai berubah warna. welcome autumn!


Sabtu, 27 Oktober 2012

cold, culture, castle, committed shopper

Sabtu ke-4 di Kumamoto. Time flies, baby.


Paruh akhir bulan Oktober jadi hari-hari paling menantang buat saya karena satu hal: udara dingin. Saya suka hari-hari yang dingin. Seenggaknya, dingin untuk daerah tropis yang sekitar 20-23 derajat Celcius. Masalahnya, akhir-akhir ini, suhu di Kumamoto berkisar antara 8-20 derajat Celcius. 8 itu waktu dini hari yang untungnya, saya sudah berada dalam futon. Tapi, suhu antara jam 7-9 juga masih berkisar antara 13-17 derajat Celcius, and it's gonna get even colder in the next few weeks. Sip! Alamat hidung saya bakal menanggung derita karena nggak kuat dingin. Beraktivitas bakal susah (apalagi mandi), tapi bukan penghalang untuk tetap bersenang-senang.

what comes after the rain? the cold freezing day!!!

Hari Minggu lalu (21.10), saya dan pendatang-pendatang baru di Kumamoto ikut memeriahkan acara welcome party untuk mahasiswa asing se-prefektur Kumamoto. Ini pertama kalinya saya nari dalam 12 tahun terakhir. Saya nggak bakat nari, jadi cuma main nekat. Persiapan untuk acara ini bener-bener mepet. Mepet waktu dan persiapan. Latihan cuma satu minggu, properti seadanya hasil pinjam sana-sini dan buat sendiri sebisanya. Hasilnya? Apresiasi yang luar biasa dari pengunjung dan rektor Kumadai. Inilah kelebihan orang Jepang. Separah apapun penampilan yang kita bawakan, sekacau apapun, apresiasi dari mereka selalu luar biasa. Mereka menghargai setiap usaha yang dilakukan orang lain buat mereka. Apalagi untuk urusan-urusan budaya dan hiburan seperti ini.

latihan super mepet. x((

preparation at the dressing room. what a mess!!
after the show. yayy..!!

Cultural stuff yang saya hadapi minggu ini nggak cuma pas welcome party. Satu lagi waktu acara Idul Adha kemarin. Kalau biasanya saya sholat Ied di sekitar kampung yang notabene orang Indonesia semua, kali ini saya sholat Ied sama orang-orang dari negara lain, misalnya Bangladesh, India, Jepang, Arab, Malaysia, dll. Yah, meskipun kalau dilhat-lihat, orang Indonesia tetap lebih banyak. Yang seru, setelah sholat Ied, ada acara makan-makan, yang makanannya dibawa sendiri (potluck). Hasilnya? Ada nasi biryani, nasi kuning, kare, rendang, mie goreng, kue daging, acar, ayam goreng, sampai puding dan buah. Meskipun makannya sedikit-sedikit, yang penting semua kebagian. Kebersamaan semacam ini yang nggak semua orang pernah alami.

puding susu bikinan mbak muti, aisi, dan saya

acara makan bagian ibu-ibu. :)
cotton sugar made the whole day a real fun!

Nah, Sabtu ini, saya jalan-jalan ke Kastil Kumamoto. Udah banyak blog yang cerita tentang kastil ini. Dan kalau saya ceritakan ulang, hasilnya akan sama saja. Tapi yang jelas, saya salut sama orang Jepang dan pemerintahnya yang berkomitmen penuh untuk menyelamatkan aset mereka. Kastil ini sempat rusak dan dalam kondisi yang benar-benar parah. Rekonstruksi besar-besaran dikerjakan tahun 1996. Di dalam kastil ini ada bagian yang menceritakan proses konservasinya, yang membuat saya tertegun. "Coba Indonesia bisa kayak gini. Satu bangunan aja."



the giant castle

maket yang menggambarkan kastil dan sekitarnya di jaman Edo

maket 1:10 yang dibuat berdasarkan kondisi asli untuk keperluan rekonstruksi tahun 1996

Saking niatnya, ada bagian kastil yang punya satu ruangan berlapis emas. Waktu direkonstruksi, semua hiasan emasnya dibuat ulang. Meskipun cuma satu ruangan, bayangkan aja usaha yang mereka lakukan untuk menghadirkannya. Sayangnya ruangan emas ini nggak boleh bebas dimasuki.


ruangan emas yang bikin menganga

Bagian terbaik lain hari ini adalah: piknik di taman kastil. Pohon-pohon sudah mulai berubah warna, dan udaranya nggak terlalu dingin untuk bersantai. Lapangan rumputnya juga bersih, dan ada beberapa merpati yang suka datang ke pengunjung untuk makan remah-remah.
bagian lain dari kastil - masih asli

ikinari dango: made of mashed potato and anko (bean paste). Kumamoto's original snack.

another side of the castle

batu yang konon diangkat sendirian oleh pemuda bernama Goro waktu awal-awal pendirian kastil


taman sekitar kastil (it's autumn!) dan merpati yang mendekat. :)

Sepulangnya dari Kumamoto Castle, saya dan Aisi memutuskan untuk ke downtown. Niat saya untuk beli kado ulang tahun ayah yang ulang tahun minggu lalu. Acara shopping ini diawali dengan ke Parco bagian bawah. Di sini, barangnya murah dan bagus. Yang saya dengar dari Aisi, tempat ini jadi jujukannya anak muda se-Kumamoto.
Harusnya, saya dan Aisi jadi committed shopper yang sepenuh hati berkomitmen untuk membeli barang yang benar-benar dibutuhkan, bukan diinginkan. Hasilnya? Errr... Not so committed yet. Anyway, karena bulan depan masih ada bazaar YWCA, saya tadi jadinya menelan ludah dulu dan menahan diri untuk membeli jaket. Kalau perburuan di YWCA gagal, saatnya menginvasi downtown lagi. :))

Sabtu, 20 Oktober 2012

kimono and paaaaarty!!!

Ini hari Sabtu ke-3 saya di Kumamoto. How's life? Great, as long as I can say. :)

BAGIAN 1 : KIMONO
Jadiii.. Tanggal 7 kemarin saya ikutan festival budaya yang diadakan KIF. Salah satu acaranya, pakai kimono, minum teh, bazaar, dan jalan-jalan di sekitar kastil. Kabarnya sih, gara-gara memasuki musim gugur, ada banyak festival yang diadakan se-Jepang.

Kimono. Rasanya belum afdol kalau ke Jepang tanpa nyobain baju adat yang keren ini. Tapi, di luar semua kebagusannya, pakai kimono ini ribetnya amit-amit. Mulai dari pakaian dalam yang harus diikat kencang, lapisan satu yang juga diikat kencang, sampai bagian luar. Belum lagi obi-nya. Obi ini, konon, jadi bagian paling penting yang nunjukin keahlian si penata busana. Waktu acara pasang kimono ini, mungkin ada sekitar 10 orang ibu-ibu yang masangin kimono buat orang asing. Waktu dress up-nya antara 30-60 menit. Nggak kebayang capeknya ibu-ibu itu. Dan mereka sabarnya luar biasa! Nggak pernah lepas dari senyum.

Ini mbak muti, lagi mau dipasangin obi. Masih jauh dari kata selesai.

Ini ibu yang masangin kimono saya dan mbak muti. Beliau cekatan banget.
Anyway, pakai kimono itu urusan luar biasa. Luar biasa menakjubkan yang harus dibayar dengan luar biasa nggak nyamannya. Tapi harus saya akui, kimono membuat si pemakai bergerak lebih 'ayem' dan dipaksa untuk anggun, berdiri tegak, dan bergerak dengan sopan.
Saya dan kimono warna emas. :))


Setelah pakai kimono, saya dan mbak muti jalan-jalan ke luar gedung. Kami langsung ke pojokan yang ngadain percobaan minum teh a la jepang. Yey! Awalnya, kami dikasih kue madu yang manis banget, tapi enak. Saya pikir kue itu bisa disimpan untuk dimakan nanti. Ternyata, kuenya justru harus dihabiskan dulu, baru setelah itu teh hijaunya disajikan. Banyak yang bilang teh hijau tradisional rasanya nggak enak dan pahit. Ternyata enak! Yah, masalah selera juga, sih. :) Sayang, cuma disajikan sedikit dan nggak boleh minta nambah.



Selesai minum teh, kami jalan ke sekitar kastil, tepatnya ke area warung makan dan oleh-oleh. Area ini dirancang menyerupai kampung-kampung Jepang masa lalu. Di tengah-tengah area, ada plasa dan panggung terbuka yang jadi tempat penyanyi tradisional jepang dan grup musiknya tampil.
Pemusik tradisional. Photo credit to Mas Setyo.

Waktu mau pulang dari kastil, saya dan teman-teman papasan dengan geisha. Saya melipir karena para geisha ini benar-benar anggun. :') Eh, tiba-tiba ada pelayan toko yang nawarin buat ngambilin foto saya dan teman-teman sama geisha-geisha cantik. Keliatan banget bedanya.


Kalau ada kesempatan pakai kimono lagi, saya bakal ikutan!!
With Kumamon!!!



BAGIAN 2: PARTY!!

Salah satu yang sering saya dengar tentang orang Jepang: they work hard, and play harder. Oke, kita bahas tentang work hard-nya dulu.

Apa yang saya pelajari selama hampir tiga minggu di sini bukan lagi soal seberapa tepat waktunya orang Jepang. Itu sudah bukan rahasia. Yang lebih penting untuk diamati adalah komitmen mereka tentang sebuah pekerjaan. Jadi begini, selama program exchange ini, saya akan selalu kerja di lab. Begitu juga dengan teman-teman mahasiswa S1 tahun terakhir, S2 (mulai tahun pertama), dan S3. Memang nggak ada aturan yang pasti mengenai jam masuk atau kewajiban untuk hadir di lab. Tapi yang jelas, begitu mereka ada di lab, jarang sekali mereka melakukan hal-hal di luar pekerjaan mereka. Beda dengan syaa yang masih sering curi-curi waktu untuk main game, FB, atau Twitter. Cuma waktu istirahat mereka mulai bersantai. Setelah itu? Back to business, baby! Saya hampir nggak pernah melihat mereka bawa-bawa laptop dari rumah atau waktu pulang, yang artinya: semua pekerjaan mereka selesaikan di kampus. Cerdas! Mereka mengoptimalkan waktu bekerja di lab supaya tidak perlu membawa pekerjaan ke rumah. Ini yang belum bisa saya tiru.

Oke, itu secuplik tentang work hard. Semoga lain waktu saya ingat untuk membahas lebih dalam tentang ini lagi.

Play harder! Ini baru saya alami hari ini. Hari Sabtu, kampus sebenarnya libur. Tapi kebetulan lab Mizokami-sensei sedang punya acara. Joint seminar dengan Yokohama National University. Saya dan satu teman lab dari Indonesia diminta untuk datang. Untungnya ada 3 presentasi dalam bahasa Inggris, jadi saya nggak terlalu parah begonya.

Setelah seminar, sensei mengundang semua orang untuk makan-makan dan minum-minum di restoran kecil langganannya di dekat kampus. Ini acara ramah-tamah dengan kolega dari YNU sekaligus welcome party untuk dua international student yang baru bergabung dengan lab (saya dan mas dayat). Seperti yang saya lihat di komik-komik, orang Jepang selalu memulai pesta dengan "kanpai!!!" atau yang lebih familiar disebut dengan toast. Yang di-toast? Bir! Tapi saya dan Mas Dayat cuma minum Cola. :)

Setelah kanpai dan sambutan, masuk ke acara makan. Ini di-skip aja karena saya nggak banyak makan. Cuma sashimi (pertama kalinya) dan pizza tomat. Poin pentingnya adalah, mereka benar-benar suka berkumpul (kalau nggak mau dibilang berpesta), dan minum! Banyak yang mukanya sudah berwarna merah karena terlalu banyak minum, masih melanjutkan minum bir atau wine sampai yang mereka pesan habis. Tapi itupun mereka belum mabuk.

Di tengah-tengah acara, saya ngobrol dengan sensei. Tentang makanan, yang berujung pada: wasabi. Karena saya bilang saya belum pernah makan wasabi, beliau dengan baik hatinya minta wasabi sama pemilik restoran, dan menyuruh saya ngincipin.
Makasih banyak, Sensei! In any means. :'D
Idung saya rasanya mau lepas, tapi saya senang karena sensei super baik!

Di pesta ini, saya benar-benar melihat seberapa senangnya orang Jepang berkumpul. They really have a good time, and they want everyone in their party have a good time, too. Caranya? Memastikan semua orang pulang dengan perut yang kenyang dan hati yang senang.


Pulang dari welcome party, saya dan kawan-kawan lab pulang ke kampus, jalan kaki, sambil ngobrol. Mereka ternyata baik-baik. Anyway, semoga setelah ini jadi lebih akrab. Amin!

The boys!!