sebentar lagi

yeah!!!

10 hari lagi!

sabar..sabar.. :))

numb

Words we had said
Grew in my head
Colored I thought
Send me to bed

Lost memories
Grew into trees
Cover the doors
Swallow the cure

Winters have come and gone you know
Winters have come and gone you know
But I'll miss you young and free
For a dance round the memory tree

Said I forgot
But I did not
Dreams we have had
Play in my head

Did we believe,
The cry of the wind?
Did we regret?
Would we forget?

Winters have come and gone you know
Winters have come and gone you know
But I'll miss you young and sweet
For a dance round the memory tree

[Oren Lavie - A Dance Round The Memory Tree]

trauma (tragedi tempe gembos)

Sudah 1 bulan ini saya jadi anak kos di Kota Gudeg sama Tara. Saya ngekos gara-gara memilih kerja praktek di luar kota. Dan tempat kos ini bener-bener murah. Lumayan besar, tapi kamar mandinya kurang bersih. Jujur aja, saya nggak ada masalah tinggal di sini. Kecuali satu, si ibu kos.

Ada apa dengan ibu kos saya ini? Jahatkah? Nggak. Pelit? Nggak. Beliau malah ngasih saya dan Tara teh tiap pagi. Si ibu kos ini baik dan sangat ramah. Itu masalahnya.

Dua malam yang lalu, sekitar jam 9, saya mau cuci muka dan siap-siap tidur. Pas saya mau ke kamar mandi, saya berpapasan sama si ibu kos. Sebagai anak kos yang baik, saya menyapa beliau. Berani sumpah, niat saya cuma menyapa. Dengan keramahtamahannya, beliau menawarkan tempe gembos kepada saya. Awalnya saya menolak karena sudah makan cukup banyak. Tapi beliau memaksa. Akhirnya, saya ambil tempe gembos itu. Dimulailah tragedi.

Setelah mengambil tempe gembos dari tangan ibu kos, saya berniat memakannya sambil jalan ke kamar mandi. Tapi si ibu tiba-tiba memegang tangan saya dan menyuruh saya duduk di kursi makan. Firasat saya udah buruk. Pasti saya diajak ngobrol. Apa salahnya ngobrol sama ibu kos? Nggak ada yang salah kalau si ibu kos itu nggak ngobrolin cerita yang sama lebih dari 3 kali. Nggak ada yang salah kalau si ibu kos itu nggak ngobrol selama 2 jam tanpa henti!!! Sialnya, itu yang terjadi sama saya.

Jadi, ibu kos saya ini cerita terus sampe jam 11 malam. Beliau cerita tentang masa mudanya, lika-liku rumah tangganya, tentang keluarganya, anak kos yang tinggal di sana, dan hampir semua bagian diceritakan 2 kali. Hebatnya lagi, nggak bisa disela!!! Selang antar kalimat cuma sepersekian detik. Mampus!! Bener-bener mampus!! Kuping saya panas. Mata saya ngantuk, saya sudah garuk-garuk, tapi si ibu kos tetap lanjut.

Setelah percakapan itu, saya cuci muka (setelah tertunda 2 jam). Balik ke kamar, dan saya cerita ke Tara. Dia cuma ngakak. Saya telpon pacar. Ngakak juga.

Hasilnya, saya dan Tara sekarang mengalami trauma mendalam kalau mau ke kamar mandi atau kalau mau ijin keluar. Takut diajak ngobrol. Tiap dengar suara berisik di sekitar dapur, saya dan Tara memilih menunggu sebentar untuk keluar sampai suaranya nggak kedengaran. Atau kalau terpaksa, kami akan memilih jalan lebih cepat.

Seandainya saya ke kamar mandi 5 menit lebih awal.

Seandainya saya nggak menyapa ibu kos saya.

Seandainya tempe gembosnya nggak saya ambil.

Ibu kos, saya nggak benci sama ibu.

Maafkan saya kalau saya jadi takut berpapasan sama ibu.

cerita lama (1)

Saya iseng buka-buka file di komputer dan nemu tulisan-tulisan aneh yang saya simpan di laptop. Haha..

Belakangan ini, saya lagi dikerumuni oleh tugas-tugas yang hampir meluluhlantakkan kamar saya (entah itu masih layak disebut kamar atau nggak). Tugas-tugas yang kayaknya nggak bakal ada habisnya sebelum akhir tahun. Untungnya HP saya masih bisa muter lagu-lagu yang membuat saraf saya agak santai.

Kalau bicara lagu, ada satu lagu yang nggak pernah hilang dari playlist saya selama 4 tahun ini. Entah itu di MP3 Player atau di handphone. Bukan berarti lagu ini kesukaan saya. Cuma, lagu ini bener-bener harus ada pas saya butuh, kayak obat. Lagu ini judulnya Unintended, yang dinyanyiin Muse.

You could be my unintended

Choice to live my life extended

You could be the one I’ll always love

You could be the one who listen to

my deepest inquisitions

You could be the one I’ll always love

I’ll be there as soon as I can

But I’m busy mending broken pieces of

the life I had before

First, there once the one who challenge all

my dreams and all my balance

She could never be as good as you

You could be my unintended

Choice to live my life extended

You should be the one I’ll always love

I’ll be there as soon as I can

But I’m busy mending broken pieces of

the life I had before

I’ll be there as soon as I can

But I’m busy mending broken pieces of

the life I had before

Before you..

Kalau saya harus cerita tentang lagu ini, pasti bakal panjang banget. Pokoknya, lagu ini ngisi masa-masa SMA saya, masa-masa waktu saya mulai mengerti tentang persahabatan, masa-masa waktu saya mengenal kata yang berawalan ”c”. Hehe.. Sisi melankolis saya mulai keluar.

Satu lagu, yang durasinya nggak lebih dari 4 menit, rupanya bisa ngerekam kenangan yang bertahun-tahun lamanya. Ajaib. Dan saya yakin, bukan cuma saya yang ngerasain itu.

Your song, your soundtrack, your story.

C.R.Y

Why did God gave us tears?

To let it wipe our sadness.

Why did God gave us sadness?

To remind us what is happiness.

Why did God gave us happiness?

To show us how lucky we are.

Why are we lucky?

Because we're alive.

Life definitely has one start and one end. And the others are just a lot of middles. Baby, it's just another story of your life. You're sad, you're mad, you're happy, or lucky.. They're just stories.

Cry it out, darling. But promise me not to look back.

Cry it out darling. And promise me, this is NOT gonna be your last adventure!!!

saya kerja dan saya .......

Saya nggak bisa menemukan kata yang tepat.

Ini minggu keempat saya kerja praktek di Jogja dan saya mulai bingung. Belum ada yang benar-benar seru. 9 jam sehari cuma duduk di kursi. Ah, bokong saya lama-lama jatuh cinta sama kursi putar ini.

Bosan? Mungkin.

Pegal? Pasti.

Sumpek? Bisa jadi.

Tapi harus saya akui, banyak hal baru yang saya pelajari di sini.

Lanjut?? Siapa takut?!