umur saya sudah memasuki angka kembar yang kedua. kalau dihitung jumlah hari, berarti saya udah ada di bumi sekitar 8035 hari.
Delapan ribu tiga puluh lima hari itu diawali terlebih dahulu dengan keberadaan saya di rahim emak saya nyaris setahun (11 bulan lebih sekian). BENER-BENER NGEREPOTIN! Udah gitu, berat saya pas lahir juga nggak karuan. Bayangin emak saya harus jalan sana sini sambil bawa kandungan 5,2 kg.
Untung emak saya nggak bosen dan mau nunggu saya lahir dengan sewajarnya, sempurna, botak, dan sehat. And I thank Mom for that.
Ayah saya adalah orang paling sabar sedunia. Paling sabar sampek bikin orang yang sebel sama Ayah speechless. Waktu kecil, saya cengeng. Minta ini itu harus diturutin. Banyak maunya.
Kata Mamak, Ayah yang paling sabar menghadapi tangisan saya. Menghadapi kerewelan saya. Sampai saat ini. Makasih Ayah. Ayah memang no.1 di dunia. I learn so many things from you, Dad. And I thank you for that.
Ada satu orang yang menjadi sahabat tapi sekaligus jadi musuh abadi saya. Kakak. Orang yang satu ini entah kenapa selalu penuh dengan kejahilan. Sebagian besar foto masa kecil saya yang ada kakak di dalamnya, diisi dengan wajah manyun.
FYI, si Kakak ini juga yang ngasih nama saya. So, for what I am today, for being a Tanti, I thank my only sister.
Banyak orang yang sebenarnya harus saya ucapkan terima kasih untuk segala sesuatu yang sudah membentuk saya sampai detik ini. Atok, Nenek, Ibuk, Uwak, Om, sepupu, pacar, sahabat, guru, dosen, tetangga, dan semua orang yang pernah berpapasan dengan saya.
Dua puluh dua tahun ini cuma angka. Tidak berarti apa-apa kalau saya belum memberi manfaat sekecil apapun untuk siapapun. The time is ticking.